Kalau anda ingin menjadi orang yang hatinya kuat...
Jiwanya besar, pandangan matanya jauh dan jernih
pikirannya kuat, kuda-kuda bathin hidup kita ini kuat,
maka kunci pertama adalah
menyadari kelemahan.
mengakui kekurangan kita...
Kalau anda ingin banyak berbuat sesuatu,
Anda ingin diri anda menemukan kemampuan berbuat,
maka daftarilah apa yang anda tidak mampu perbuat,
catatlah dalam kesadaran anda segala kelemahan anda,
maka anda akan temukan apa yang anda mampu perbuat,
ditengah ketidakmampuan anda akan menemukan kemampuan,
sama dengan dengan filosofi bahwa
justru kalau anda menyadari keterbatasan,
maka anda akan tau peluang-peluang kemerdekaan.
Justru karena anda melihat kedalaman cermin,
maka anda akan mengenali potensi anda.
Jadi, anda tidak bisa menumbuhkan rambut anda sendiri,
anda tidak mampu memerintahkan jantung anda untuk berhenti berdetak,
anda tidak mampu menahan mata anda untuk tetap melotot selama beberapa detik saja,
anda bahkan tidak mampu menahan diri untuk menggaruk gatal yang ada di badan anda
anda tidak bisa menghalangi anda akan mati atau tidak ketika anda tidur.
Anda tidak bisa merubah pandangan mata anda dari lurus menjadi belok-belok.
Anda tidak bisa mengatur sangat banyak hal bahkan atas diri anda sendiri.
Begitu banyak yang tidak bisa kita perbuat.
Begitu banyak yang membuat kita terlihat kecil dan lemah,
Begitu banyak hal yang kecil-kecil saja membuat kita sangat tergantung
pada kehendak dan subjek yang lebih besar.
Subjek yang lebih besar ini terserah anda,
anda mau menyebutnya melalui idiomatik agama,
atau mau akal sehat biasa sendiri yang menyebutnya.
Anda boleh menyebutnya Allah,
anda boleh menyebutnya yahweh,
anda boleh menyebutnya sang hyah wenang,
anda boleh menyebutnya Tuhan bapa atau yesus kristus atau siapapun,
tapi intinya adalah bahwa ada satu kekuatan besar,
ada satu subjek yang berbuat, yang berperan,
rutin, permanen dan punya otoritas begitu besar
dan punya kekuatan yang tidak bisa kita jangkau kehebatannya,
yang sangat ikut menentukan setiap sel dari tubuh kita,
setiap partikel, setiap unsur yang terbentuk sehingga
sesungguhnya jangankan soal nasib masa depan kita,
sedangkan metabolisme badan kita ini,
apakah darah kita ini maksimal mengalirnya?
apakah ada pembuluh darah yang agak terbuntu?
apakah ada kabel saraf kita yang koslet atau putus?
apakah padatan daging,
persambungan atau tempelan..
antara daging dan tulang dengan sumsum dan sebagainya,
itupun tidak bisa kita amati benar-benar,
tidak bisa kita jaga, tidak bisa kita rawat sendiri,
tidak bisa kita rekayasa kecuali upaya-upaya kesehatan ala kadarnya.
Artinya kita sama sekali bergantung sangat banyak hal diluar diri kita.
Ketika kita menghadapi banyak problem.
Kita jadi punya teman,
kalau kita merasa kalau kita ini yang paling mampu berbuat
atas segala sesuatu di atas diri kita sendiri,
atas nama kemandirian misalnya,
maka ketika kita dihantam masalah,
kita akan pusing, kita shock, merasa kerdil,
kita akan frustasi karena kita akan menghadapinya sendiri,
tapi kalau kita merasa punya teman banyak,
kita merasa punya teman yang,
membuat mata kita mengantuk pada saat saya harus tidur,
membuat kita lapar ketika kita lagi butuh makan,
yang membuat alis saya tumbuh dan berhenti tumbuh pada sekian millimeter
sementara rambut saya tidak pernah berhenti tumbuh,
ada yang menjaga telinga saya agar tetap mendengar,
ada yang menjaga mata saya, agar tetap bisa melihat,
ada yang menjaga seluruh metabolisme badan saya
agar tetap bisa berputar di dalam natur
agar tetap bisa bekerja sesuai dengan irama,
agar tetap bisa bernyanyi sesuai dengan not atau kuncinya
agar tetap bisa bergerak pada jalur yang semestinya,
sehingga saya tetap bisa menjadi mahkluk yang hidup.
sehingga kita bisa merasakan kelemahan itu..
Semoga terpikir..
0 komentar:
Posting Komentar